BOGOR, RC-// Presiden terpilih Prabowo Subianto menggelar rapat terbatas yang sangat krusial dengan para petinggi militer dan intelijen di kediamannya di Hambalang, Kabupaten Bogor. Rapat yang digelar pada Jumat (1/8) ini tidak hanya menggarisbawahi urgensi isu pertahanan, tetapi juga memicu pertanyaan tentang transisi kekuasaan dan kesiapan Indonesia menghadapi tantangan global.
Dalam pertemuan yang terkesan mendadak ini, Presiden Prabowo memanggil Menteri Pertahanan Sjahrie Sjamsuddin, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, serta Kepala Badan Intelijen Negara (BIN). Kehadiran mereka di Hambalang, bukan di Istana Negara, memberi sinyal kuat bahwa Prabowo langsung mengambil alih komando, bahkan sebelum pelantikannya.
Menurut keterangan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, rapat ini berfokus pada “gejolak global dan langkah-langkah pencegahannya.” Pernyataan ini cukup umum, namun konteksnya menjadi sangat spesifik mengingat Prabowo sendiri adalah mantan jenderal yang kini akan memimpin pemerintahan. Pertemuan ini menunjukkan bagaimana Prabowo akan memprioritaskan isu keamanan dan pertahanan, sebuah area yang sangat dikuasainya.
“Masalah pertahanan adalah masalah yang vital bagi kelangsungan hidup bangsa dan negara,” ujar Seskab Teddy. Pernyataan ini mengindikasikan adanya kekhawatiran serius yang mungkin belum sepenuhnya terungkap ke publik.
Apa persisnya gejolak global yang dimaksud? Apakah ada ancaman spesifik yang sedang dipantau oleh intelijen? Pertanyaan-pertanyaan ini masih menggantung.
Dari foto-foto yang dibagikan oleh Sekretariat Presiden, Panglima TNI terlihat sibuk mencatat poin-poin arahan dari Prabowo.
Pemandangan ini menguatkan kesan bahwa Prabowo tidak sekadar menerima laporan, melainkan secara aktif memberikan instruksi. Keterlibatan langsung ini menempatkan Prabowo sebagai “komandan tertinggi” bahkan sebelum secara formal menjabat, yang bisa jadi menjadi sinyal awal bagaimana gaya kepemimpinannya nanti.
Rapat yang juga dihadiri oleh Kepala Staf TNI AD, AL, dan AU, ini berlangsung dalam format meja bundar. Ini menandai pola komunikasi yang mungkin akan sering terjadi di masa depan, di mana Prabowo akan berinteraksi langsung dan intensif dengan para pemimpin militer dan intelijen untuk memastikan koordinasi yang kuat.
Pertemuan di Hambalang ini bisa dibaca sebagai “langkah pemanasan” Prabowo untuk mempersiapkan kabinet dan kebijakan keamanannya. Namun, hal ini juga bisa menimbulkan pertanyaan tentang batasan kewenangan sebelum dilantik dan bagaimana dinamika kekuasaan ini akan berjalan dengan pemerintahan yang masih berjalan. Yang jelas, pesan dari Hambalang sangat terang: di bawah kepemimpinan Prabowo, isu pertahanan dan keamanan akan menjadi agenda teratas.
Red
More Stories
Tindak Lanjuti Arahan Mendagri, Dirjen Polpum Bahtiar Dorong Pemkab Bekasi Perkuat Peran Satlinmas dan Siskamling
Pengurus Baru Dikukuhkan, Wamendagri Bima Ajak Korpri Kemendagri Perkuat Profesionalisme dan Kinerja
Diskominfo Kendal Launching Aplikasi “Siap Kendal” Untuk Tingkatkan Keterbukaan Informasi Publik